AL AQSHA Menanti AL AQSHA

Sebelumnya, masjid tertua kedua di bumi, kiblat pertama, titik mi’raj Rasulillah ﷺ serta pesujudan beliau ﷺ mengimami Para Anbiya’, & tempat suci ketiga ummat Islam ini lazim disebut Baitul Maqdis. Demikian pula ia disebut dalam berbagai hadits syarif. Dengan turunnya Surat Al Isra’ di Makkah, Allah mengenalkan nama agung; Masjid Al Aqsha.

Dalam nama ini terkandung bisyarah.

Kalau ada yang “aqsha”, yang artinya “ab’ad”, yakni lebih jauh, berarti ada Masjid yang “qashy”, yang “ba’id”, yaitu yang jauh. Jadi ayat pertama surat Al Israa’ membawakan kabar gembira bahwa akan dianugerahkan pada Rasulullah ﷺ Masjid yang jauh dan yang lebih jauh. Ya, ayat ini turun 2 tahun sebelum hijrah. Dan ia memberi tahu bahwa nantinya, selain Masjidil Haram, akan ada 2 Masjid Suci lagi sebagai tempat ziarah untuk menghubungkan hati pada kehambaan sejati. Ada yang qashy, yakni Masjid Nabawi. Dan ada yang aqsha, yakni Masjid Baitul Maqdis.

Ketiganya tak boleh dipisahkan dalam hati kita.

Maka ia aqsha, sebagian mufassir juga memaknainya uqshiya minal ashnam; ia dijauhkan dari berhala. Di antara 25 Nabi dan Rasul yang disebut namanya dalam Al Quran, hampir 80% terutus bersinggungan dengan Masjidil Aqsha.

Kenapa judul anggitan ini “Al Aqsha Menanti Al Aqsha”? Sebab ada 2 ayat lagi yang menyebut kata “aqsha” dalam Al Quran, dan keduanya bicara tentang orang dari tempat jauh yang bersusah payah memberikan sumbangsih perjuangan hingga gugur syahid atau dikaruniai kedudukan sebagai orang yang tulus.

Insyaallah kita simak di uraian selanjutnya; sebab sejak dulu memang para pembebas Al Aqsha ternyata didatangkan dari jauh, dengan perjalanan tak mudah, dengan perjuangan yang berpayah & berlelah.

Selain nama Masjidil Aqsha, inilah 2 ayat yang menyebut kata “aqsha”, terletak di 2 surat berbeda namun sama-sama ayat ke-20.

“Dan datanglah dari bagian kota yang terjauh seorang lelaki secara bergegas penuh upaya, dia berkata, ‘Wahai kaumku, ikutilah para utusan Allah itu.” (QS Yaasiin: 20)

“Dan datanglah seorang lelaki dari bagian kota yang terjauh secara bergegas penuh upaya, dia berkata, ‘Wahai Musa, sungguh para pembesar negeri telah berunding untuk menangkap dan membunuhmu, maka segera keluarlah dari negeri ini. Sungguh aku termasuk orang yang tulus menasehatimu.” (QS Al Qashash: 20)

Allah menyifati dua orang yang datang dari ‘aqshal madinah’ ini sebagai “rajul”, lelaki sejati, yang “yas’a”, tak mau berdiam diri namun bersungguh memberi sumbangsih ‘amal. Yang satu membela dakwah para Rasul hingga meraih kesyahidan. Yang satu menyelamatkan calon Rasul Ulil ‘Azmi, yang padanya akan diwahyukan Taurat, yang akan memimpin Bani Israil membebaskan diri dari penjajahan Fir’aun, hingga beroleh predikat seorang nashih, seorang tulus.

Al Aqsha menanti para pejuang yang lebih jauh.

Di zamannya, ‘Umar ibn Al Khaththab datang dari jauh ke Baitul Maqdis untuk menerima kota ini dari Patriark Sophronius. Dia datang dengan kendara bergantian, dan saat memasuki gerbang kota, tiba giliran budaknya yang naik sementara Sang Amirul Mukminin menuntun untanya.

‘Umar bukan orang Palestina. ‘Umar bukan orang Syam.

Di masanya, Shalahuddin Al Ayyubi didatangkan Allah untuk membebaskan Al Aqsha dari suku Kurdi yang tinggal di pedalaman Azerbaijan. Pada waktunya pula, Saifuddin Quthuz yang dipilih Allah dari kaum budak Mamluk, memukul mundur pasukan Mongol di ‘Ain Jalut dekat Baitul Maqdis. Dia lahir di padang rumput Asia Tengah yang jauh. Keduanya bukan orang Palestina. Keduanya bukan orang Syam.

Kini negeri manakah yang “aqsha”, yang “ab’ad”, yang paling jauh dari Baitul Maqdis dan hati-hati rakyatnya terpaut ke sana?

Al Aqsha menanti Al Aqsha. Mari menjawab panggilan jauh itu dengan segala hal yang mungkin kita lakukan. Dengan hati, dengan doa, dengan ilmu, dengan harta, dengan bicara, dengan pena, dengan tenaga, dengan segalanya. Jangan kecil hati karena jauhnya jarak, atau tertinggalnya kerja dibanding yang dekat. Sungguh para muhajir Habasyah yang tak ikut perang Badr, Uhud, Khandaq, Hudaibiyah, juga Khaibar; dihitung kebersamaannya dalam pahala oleh Rasulullah ﷺ .

Al Aqsha menanti Al Aqsha, bagi 2 kemuliaan; menjadi syahid, atau menjadi nashih.

Aksi Bela Al Aqsha pagi tadi di Nol Kilometer Yogyakarta Berhati Aqsha. Kami yang #mncrgknskldipaksa berbagi hasil daurah di Istanbul sepekan ini.
?: Yudha Yuliardi


Posted

in

by

Tags: