Tak ada yang lebih berhak dicurigai selain nurani kita sendiri. Apakah ia masih sedih atas niat maksiat yang tak tersempat, atau gembiranya ketika melakukan dosa mengalahkan sesal yang seharusnya ada?
.
Tak ada yang lebih pantas dicurigai selain hati kita sendiri. Apakah ketika berbuat kebajikan ia telah jujur meniatkannya untuk Rabb Semesta Alam? Apakah ia lebih bersemangat saat dilihat dan dipuji dibanding kala sunyi dan sendiri?
.
Tak ada yang lebih patut dicurigai selain jiwa kita sendiri. Apakah ia lebih suka dikotori, diisi sangka buruk, khayalan nista, pikiran keji, dan sayatan dengki; dibanding disucikan dengan istighfar, dzikir, dan syukur karunia.
.
Tak ada yang lebih berhak dicurigai selain mata kita sendiri. Ke mana ia jatuhkan pandangan, pada apa ia picingkan lirikan? Apakah yang ia tangisi, lepasnya sampah dunia ataukah dosa-dosa?
.
Tak ada yang lebih layak dicurigai selain telinga kita sendiri. Apakah yang lebih menarik ia serap dan taati, tilawah dan ilmu ataukah bunya-bunyi yang merasukkan bayang semu, dusta, lucah, dan caci maki?
.
Tak ada yang lebih harus dicurigai selain mulut kita sendiri. Berapa banyakkah dusta, fitnah, ghibah, namimah, rafats, kesombongan, olok-olok, dan kefasikan yang telah dikhazanahinya?
.
Tak ada yang lebih perlu dicurigai selain tangan dan kaki kita sendiri. Apakah keduanya beserta kulit-kulitnya ketika nanti di Yaumil Hisab bicara dan bersaksi, akan menjadikan malu menenggelamkan kita dalam keringat dingin yang mengucur dari badan sendiri?
.
Tak ada yang lebih wajib dicurigai dibanding diri ini, karena kita memang #mncrgknskl.